Sunday, May 06, 2012

HARDIKNAS DI SEKOLAH INDONESIA CAIRO, MESIR

Tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), bukan hanya diperingat di seluruh tanah air, namun juga di seluruh perwakilan Inonesia yang ada di luar negeri. Di Cairo, Mesir, peringatan Hardiknas dilaksanakan di Sekolah Indonesia Cairo yang beralamat di 63 Musaddak Street, Cairo Egypt. Bertindak sebagai pembina upacara adalah Bapa Duta Besar KBRI Cairo, Bapak Nurfaizi Suwandi. Para petugas yang terdiri dari para guru di SIC antara lain Pemimpin Upacara Bapak Achmad Isrona, Pembawa Acara Bapak Barnas, Pemimpin Paduan Suara Bapak Soeharto, Pembaca Pembukaan UUD 45 Bapak DHS Haryadi, Pembaca Doa Bapa Ahmad Fauzan Arrozi, serta pengibar bendera oleh anggota Paskibra KBRI yang tiada lain adalah para siswa SIC itu sendiri yang terdiri atas Esselin Bunga Kariodimedjo, Fully Asmandita, dan Rapidah Kamar. Dalam upacara yang dihadiri oleh segenap Home Staff dan Local Staff KBRI Cairo, Guru SIC, para Siswa SIC, Unsur Mahasiswa dan perwakilan masyarakat Indonesia Mesir (Masisir), Pembina upacara, Bapak Duta Besar KBRI Cairo membacakan amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang bertema,”Bangkitnya Generasi Emas Indonesia” yang berdurasi sekitar 30 menit.
 “Tahun sekarang adalah tahun menanam (generasi emas), investasi,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh pada press conference berkaitan dengan rencana peringatan Hari Pendidikan Nasional 2012 di Gedung A Kemdikbud Senayan, Jakarta, Senih (30/4/12) seperti dikutif Kantor Berita Antara hari ini. Dijelaskan Nuh, tema Hardiknas 2012 disesuaikan dengan rencana besar Kemdikbud untuk mempersiapkan generasi emas 100 tahun Indonesia merdeka (2045). Disebutkan, periode bonus demografi Indonesia berlangsung pada 2010-2035, di mana usia produktif paling tinggi di antara usia anak-anak dan orang tua. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2011, jumlah penduduk Indonesia 2010 usia muda lebih banyak dibandingkan dengan usia tua. Dalam data itu terlihat, jumlah anak kelompok usia 0-9 tahun sebanyak 45,93 juta, sedangkan anak usia 10-19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa.
 Nanti pada 2045, mereka yang usia 0-9 tahun akan berusia 35-45 tahun, sedangkan yang usia 10-20 tahun berusia 45-54. Nuh menilai, pada usia-usia itu yang memang memegang peran di suatu negara.
Pemerintah, kata Nuh, telah menyiapkan grand design pendidikan. Pendidikan anak usia dini digencarkan dengan gerakan PAUD-isasi, peningkatan kualitas PAUD, dan pendidikan dasar berkualitas dan merata.
Selain itu, pembangunan dan rehabilitasi sekolah dan ruang kelas baru dilakukan secara besar-besaran, serta intervensi khusus untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) siswa SMA/sederajat, pendidikan menengah universal.
Nuh mencontohkan, melalui upaya percepatan, ditargetkan pada 2020, APK SMA/sederajat dapat mencapai 97 persen. Apabila tanpa dilakukan apa pun (tanpa intervensi), APK 97 persen diperkirakan baru tercapai pada 2040.
Pun, peningkatan APK perguruan tinggi juga dilakukan dengan meningkatan akses, memastikan keterjangkauan, dan memastikan ketersediaan. “Pendidikan tinggi yang berkualitas dan berdaya saing,” katanya.
(Liputan pribadi ditambah berbagai sumber media Nasional)

No comments:

Post a Comment